Kamis, 19 Desember 2013

Random Post:Tahun ke 4 Perawatan Orto (Behel Cekat)

Diwwwh, saya lagi sedih. Postingan terakhir (MOTD, Make Up of The Day), yang sejatinya saya rancang sedemikian rupa hanya jadi seadanya saja. Padahal pengennya nggak cuma foto selfie yang buanyak noisenya kayak gitu. Mau bikin review kok ya males, ngefoto objeknya nge-blur terus! (emang dasar katrok nggak pernah bisa ngefoto).
Adek saya si Vivi sibuk sekali, jadi nggak bisa bantu foto. Mas Randy yang kemarin sempet ngebantuin foto buat postingan tutorial alis, review lipstick Revlon dan powder Make Over sekarang udah nggak ada, padahal suka banget sama hasil fotonya. Beliau (ehm, biar keliatan tua) sudah keterima kerja di salah satu service oil company ternama di dunia yang sebenernya nggak seberapa itu, jadi kulinya bule ciyeee :p *dadah dadah* *salam perdamaian*

Gimana sih rasanya pisah sama sesuatu/seseorang yang banyak ngebantu kamu? Sedih! Iya sedih loh, satu kata cukup untuk mendefinisikannya. Ini yang saya rasakan juga dengan behel gigi yang sudah menemani saya hampir 4 tahun ini.  Dokter gigi saya bilang, mungkin perawatan ini akan selesai 2 sampai 3 bulan ke depan. Okey... I should be happy then, finally almost 4 years!!! :’)
Tapi, tapi, tapi ada rasa takut loh. Bukan takut sakit atau apa, lebih ke gimana nanti ya ini gigi saya selanjutnya? Bakal relapse (kambuh, posisi gigi bergeser kembali seperti semula) nggak? Soalnya beberapa teman saya, kayak Ibing, Mas Randy, Vivin, mengalami relapse lho. Meskipun nggak parah sih, tapi sayang saja menurut saya. Udah ngelakuin banyak hal, mengeluarkan uang yang nggak sedikit eh kok balik seperti semula. Makannya, saya suka heran deh sama abege abege yang pengen banget dibehel tanpa ada masalah kesehatan yang mendasari.
Sekedar berbagi nih. Pakai ini akan membangun kebiasaan baru, membangun kekonsistenan. Jadi, pikir pikir pikir lagi ya, apakah keuntungan yang kamu dapat akan lebih besar dari ‘kesengsaraan’ yang bakal dilalui *eleuh-eleuhhh. Tulisan ini saya buat, untuk mereka yang berencana menjalani perawatan ortodontic (behel cekat) karena dulu saya mengalami kesusahan mendapatkan informasi mengenai perawatan ini, sebelum memutuskan ke dokter gigi. Untuk lebih jelasnya bisa bertanya  dan berkonsultasi langsung dengan ahli tentunya, tapi tidaklah salah jika ingin mengetahui gambaran kasarnya.

Alasan pasang, sama sekali bukan karena pengen dibilang gaul dikatain trendy biar tambah cakeup atau semacamnya. Coba kalian bayangkan kalau kalian mengalami hal di bawah ini:
1. Nggak bisa gigit makanan dengan gigi serimu, karena tidak bisa mengatup dengan sempurna. Tidak perlu sempurna sih sebenarnya, tapi ini buat gigit lombok aja nggak kepotong. Jadi kalo motong makanan langsung ke geraham samping.
2. Sembilan belas tahun tidur dengan keadaan agak ‘mangap’. Nggak parah juga sih, tapi kalo tidurnya miring ke samping jadi gampang banget ngiler :’)
3. Sering banget gigit lidah sendiri dan menguap dengan mandibula (rahang bawah) yang bunyi ‘krek’, serem parah -_-
4. Dipanggil-panggil bibir kasir gara-gara rahang bawah lebih maju dari pada rahang atas (kalo ini sih emang iya alasan estetika dan demi kesehatan batin). Gigi saya juga gingsul (yang katanya bikin manis tapi enggak menurut saya), berjejal dan banyak lubang.
Foto tahun 2009 sama adek saya. Rahang depan masih gak keruan.

Setelah konsultasi ke dokter gigi, tanya temen yang make dan browsing sana sini tanpa hasil, akhirnya saya memutuskan untuk memakainya. Seharusnya sih, minimal kalian akan menjalani tahap cetak gigi, rotgen (ini perlu banget), pencabutan gigi (tergantung kasus), pembersihan gigi (scaling/tambal), pemasangan pesawat orto.
Apa yang saya jalani dari awal dan selama hampir 4 tahun menjalani perawatan orto:
1. Pencabutan gigi. Empat gigi premolar untuk memberi ruang pada rahang agar gigi saya bisa bergeser rapi. Rasanya? Lumayan lah bikin nangis-nangis setelah efek biusnya habis. Biaya 75-150rb per gigi. Oh iya, kalo banyak lubang harus ditambal dulu dan scaling (membersihkan karang gigi).
2. Kontrol! Setiap 3 atau 4 minggu sekali. Kadang juga kalo lepas bracket-nya harus langsung kontrol. Biaya yang dihabiskan sekitar 50-100rb, tergantung kesepakatan awal. Kadang bisa maleees banget, kadang rajin banget, jangan sampe gugur di tahap ini. Pokoknya dibela-belain deh, meski KKN di ujung sana harus disempetin ke Jogja buat sekadar kontrol.
3. Gusi sering bengkak, berdarah atau sariawan. Memang ini hal-hal dasar yang harusnya dimengerti ya. Gusi sering bengkak/berdarah bisa saja karena tidak maksimal dalam membersihkan sisa makanan yang masih terselip di kawat/bracket. Sariawan, mungkin karena gesekan benda asing baru di mukosa mulut bahkan saya juga sempet ada kista karena pemakaian behel ini.
4. Sakit! Iya habis kontrol emang sakit, gaya tarik dari pesawat orto yang kita pakai kembali maksimal kemudian menggeser dan mendorong gigi. Jadi males makan, iya tapi cuma sehari sampai tiga hari. Jadi siapa bilang pake behel bikin kurus? Nggak logis sama sekaleee, setelah sakit akibat awal kontrol ilang nafsu makan bertambah 896x lipat.
5. Gigi sensitif. Gigi jadi sensitif banget, mungkin karena gusi yang bergeser jadi gigi bagian bawah akar jadi lebih terbuka. Mau nggak mau harus pake sikat dan pasta gigi khusus buat gigi sensitif.
6. Gigi kuning. Ini subyektif sih ya, tapi makin ke sini perawatan kok gigi saya makin kuning. Entah perasaan saya saja atau emang bener. Ini menginspirasi saya bikin selfquote “Nggakpapa gigi kuning, yang penting hatinya putih”. Emang hatinya putih juga? #embuh #prek
Dua dari empat gigi yang dicabut.
Awal pemasangan, masih susah banget mingkem.
Foto gaya ababil pake behel -_-

Jangan parno dulu, kalo kata orang setelah mendung dan hujan badai pasti ada pelangi yang muncul (ndakyo?). Saya juga merasakan perubahan yang signifikan di struktur gigi saya sekarang.
1. Gingsul dan gigi yang berjejal saya sudah hilang sejak 4bulan perawatan.
2. Rahang bawah (mandibula) sudah tidak membalap rahang atas saya, struktur muka jadi lebih bagus.
3. Oklusi, gigi seri atas dan bawah saya sudah bisa tertutup sempurna. Bisa buat motong lombok, tahu, dan lauk-lauk yang nyuuum :p
4. Jarang banget tidur dengan pose mangap. Saat menguap tidak ada bunyi ‘krek’ lagi dari rahang.
5. Jadi rajin sikat gigi, karena nggak mungkin bisa tidur sebelum sikat gigi. Jadi rajin minum air putih, karena pasti kumur-kumur air putih setelah makan dan saya telan dong, huahahhaha jorok! :D
Dua tahun perawatan, dulu pakai bracket back tanpa karet.
Tiga tahun perawatan, oklusi sudah bagus bisa nutup rahangnya :D
Selamat tinggal bibir kasir. Kalo nguap nggak sakit lagi dagunya~

Tips: jangan pernah tergiur perawatan orto yang dilakukan bukan oleh ahlinya (seperti ahli gigi, pasang behel online). Hal ini seharusnya dilakukan oleh ortodontist (dokter gigi yang sudah menempuh pendidikan spesialis orto). Namun banyak kasus di Indonesia, doker gigi yang memasang pesawat orto cekat adalah dokter gigi yang menjalani pelatihan orto saja bukan yang berpendidikan spesialis. Nah ini saya belum tau deh undang-undangnya kayak gimana.
Saya sendiri dipasang oleh residen orto (dokter gigi yang sedang menempuh pendidikan orto) di RSGM FKG UGM. Nggak khawatir sih, soalnya mereka juga konsul sama spesialis orto dan sudah berkompeten walaupun di bawah pengawasan. Untuk kasus yang sangat berat dan memang butuh penanganan yang cepat memang lebih baik ke spesialis ya ^^

Kira-kira itu yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat deh. Soalnya dulu temen-temen saya suka pelit ngomong kalo ditanya-tanya soal pasang behel cekat dimana, diapain aja, enak nggak, gimana perubahannya. Entah mungkin males cerita atau malu dianggap pamer. Padahal kan sharing is caring :D

Minggu, 15 Desember 2013

Late Post: Kenangan 3 SKS

“AAAAARRGGHHHH!!! LPPM EMANG BRENGS*K!” setelah saya teriak kalimat ini saya pun istighfar, baca syahadat ayat kursi. Teriakan ini saya kumandangkan sekitar awal Mei 2013 kemarin. Perasaan campur aduk, gara-gara buka akun saya di website KKN LPPM UGM dan di layar tertera “Silakan lakukan GT (General Test) ulang tanggal 4-6 Mei.” Saya merasa menjadi mahasiswa tergoblok sedunia, sampai GT KKN aja harus ngulang (padahal ngerjainnya udah dibantu 3 orang teman saya bhahaha). Tambah parah lagi, siangnya saya dapat pengumuman saya remedi 6 skill dari 25 skill ujian komprehensif akhir. Beneran neraka deh, kalo kata Om Indro Warkop.
Bukan Puteri namanya, kalo menye-menye cuman gara-gara beginian doang. Habis liat pengumuman GT ulang, saya langsung berangkat karaokean sama Bimo, Olive dan Dana dilanjut makan besar traktiran ultah Bimo di Bungong Jeumpa. Padahal, otak saya udah hampir mengepul tuh campur aduk antara remedi ujian kompre skills yang bejibun, skripsi tak kunjung ada kabarnya, persiapan skoring TOEFL dan ditambah remedi GT. Ya ampun cyinskiii~
Tapi... itu dulu, 6 bulan yang lalu. Sekarang saya udah melewati babak kritis kehidupan, udah pendadaran, wisuda, KKN ceria, saatnya memasuki dunia keras. Dunia orang dewasa yang saya sebut, stase profesi. Kalo boleh mengeluh, mungkin nggak akan ada habisnya. Mendingan saya mengenang jalan yang terjal yang harus saya lalui untuk bisa masuk stase profesi di rumah sakit ini. Banyak peristiwa, banyak dukungan, banyak doa dan banyak teman yang saya tak bisa ceritakan semua. Semuanya terekam di pangkal hati.
Yang terkenang sangat spesial di hati dan benak saya, salah satunya Kuliah Kerja Nyata (KKN) dua bulan kemarin. Halaman ini bakalan panjang banget kalo cuma buat nyeritain betapa serunya KKN saya. Ya... meskipun subyektif, tapi saya yakin orang dekat di sekeliling saya merasakan aura kebahagiaan dan kerinduan yang sama jika mengenangnya. Indahnya saya ingin ceritakan di sini :)

Unit GK-05 Desa Kanigoro
Pertama dapet Unit ini, saya senang! Saya satu unit dengan sahabat bagai kepompong saya, si Oliv. Ternyata ada Anita dan Laila yang juga teman sejurusan saya. Huwa asik-asik. Setelah pembekalan pertama di Fakultas Filsafat, euforia ini mulai berkurang. Eh kok garing, eh kok anaknya diem-diem, eh kok tema programnya saya nggak ngerti dan.....eh kok nggak ada yang ganteng?! (ini intinya). Makin kaget lagi setelah survey pertama, kami satu unit datang ke pak lurah. Nah, katanya deket pantai lha kok ternyata masuk-masuk dan off-road banget medannya. Jalanan ini konon di sebut jalanan iwak peyek (karena bener-bener nggak rata kayak rempeyek, oh God). Saya pun sedih dan pamit cepat, males ah males banget! Mending persiapin diri buat nonton gigs anak BeKaGe yang ada ERKnya ntarsore.
Pengen tau banget nggak jalannya kayak apa? Kayak lintasan motor trail gini lah, naik turun masyaallah kayak wahana dunia akhirat! :3
Kira-kira seperti ini offroadnya. Hampir seluruh jalan menuju 3 dusun kayak gini. Wohooo~

Subunit Gebang
Tibalah saya di pembagian kecil dari unit, yaitu subunit. Entah kenapa saya lebih bisa tersenyum setelah ada pembagian subunit. Ternyata setelah survey ke dua, saya mendapati pondokan yang saya tinggali berada di pinggir jalan menuju pantai. Dusun pesisir seperti yang pernah saya ceritakan di tulisan sebelumnya. Ditambah survey ke dua ini saya nggak sendirian lagi, nggak naik motor nglewatin bukit-bukit offroad, plus saya menemukan beberapa teman yang obrolannya asik. Nggak semua garing seperti yang saya kira. Kata orang, tak kenal maka tak sayang... Kalo udah terlanjur kenal, ati-ati ntar jadi sayang. *hokyaaa

Pondokan, Pak Siran dan Bu Sitin, Bocil-bocil dan Pemuda Gebang
Subunit Gebang punya pondokan yang adem, bersih, luas dengan akses memadai. Bapak Ibu angkat kami di sini bernama Pak Siran dan Bu Sitin, selaku ketua RT 02 *cmiiw.  Hampir tidak ada celah bagi pikiran dan bibir saya untuk mengucap kejelekan dari semua ini. Alhamdulillah pondokan sepaket dengan bapak ibu, adalah hal yang mampu membuat saya terus menerus mengucap rasa syukur. Bapak ibu sangat baik dan pengertian, masakan juga enak terutama sambalnya, nyuuuum! Bahkan saya dan Septi sering kena marah kalo pulang lewat maghrib atau keluar tanpa pamit. Begitu pedulinya mereka dengan kami :’)
Pondokan Gebang tersayang. Pondokan paling gaul akses ternyaman menuju pantai. Bapak Ibu pondokan yang ahhh <3
Di ruang tamu pondokan. Bapak Ibuuuk <3
Waktu perpisahan dengan Pak Dukuh dan perangkat dusun.

Anak-anak di sini juga sangat menyenangkan. Guyon segar dari para bocah desa, permainan kartu UNO bersama mereka, lomba 17an, belajar bersama dan masih banyak lagi. Pemuda Gebang juga ramah (rajin menjamah?) bukan, maksutnya mereka rajin menyapa kita dan begitu juga sebaliknya. Ya meskipun beberapa kali saya digodain *syaelaaah* sama bendes-bendes Gebang yang entah namanya siapa. Coba mereka kenalan gitu ya? Gak cuma siul-siul panggil-panggil, ehm. #agresip
Bocil-bocil Gebang saat H-1 penarikan.
Trus...trus... saya juga punya keluarga kecil baru, anak angkatnya Pak Siran dan Bu Sitin. Ya kami semua anggota subunit Gebang. Mulai dari yang paling muda ke tua ya! #Sensitif #MasalahUmur
Ada Adit sebagai kormasit (koordinator subunit), Dian sebagai kormater (koordinator cluster) agro, Septi (pentolan cluster saintek), Mila (ketua Kanigoro Expo), Ajeng (anak sos-hum merangkap sebagai ibu anak2 pondokan), dan saya Puteri (kormanut, pengangguran imut, tukang jalan-jalan, anggota hore-hore, jamaah manutiah). Saya rasani satu-satu di sini deh ya. Oke, siap-siap GR.

Adit
Say Hello to Adit... Pemuda lampung kelahiran tahun 1993. Ini dia kormasit yang sante abis, tapi bisa ngatur anggota dengan baik. Di luar jabatan fungsionalnya *etdah, saya masih memandang Adit adalah cowok yang masih manja, suka banget bangun siang padahal tidur paling awal, jijik-an sama sesuatu, suka nyuruh-nyuruh seenak jidat -_-, punya segudang film drama romantis di laptop, pokoknya berondong abeees hahaha. Dia adalah driver terbaik saya, kemana-mana apalagi kalo jauh saya selalu dibonceng Adit. Enak bawa motornya, nggak pernah ngebut tapi nggak lelet juga. Dit kamu berbakat jadi tukang ojek deh. Dia ini blak-blak-an banget kalo bilang bedak saya ketebelan, celana saya norak, ngaaah. Yang paling menarik adalah kisah cintanya yang duh ileh, FTV banget ;p
Ini saya dan Adit. Cocok nggak? Ada yg jeles nggak nih? #eaaa
Rahardian (Dian)
Bisa dibilang, Rahardian atau yang kerap dipanggil Dian ini adalah humas subunit kami. Untuk urusan eksternal dia suka banget kumpul, srawung atau sekedar mampir ke tetangga-tetangga dusun Gebang. Dian juga yang bikin kita deket sama pemuda dan karang tarunanya. Wajar sih, dia golongan darah O (njuk?), aseli wonosari, suka banget sama pantai. Menjiwai banget lah buat KKN di sini. Dian juga ngebantu banget soal dokumentasi programnya (makasih canon 1000D nya Dian! Haha), well organized banget selalu bantu kita soal K1 dan laporan-laporan, yeah I’m so that lucky to be here with you. Setelah capek mbribik sana-sini akhirnya dia dapet kekasih hati dari KKN ini, selamet ya yan udah dapet Mila. Ahahahah cinlok uhuy :p
Mereka berdua kerjaannya foto ala prewed terus setelah jadian.
Untung udah minggu-minggu terakhir! Kasian yg jombloooh :p
Septi
Selain gendut, beberapa kata lain yang bisa mendefinisikan Septi adalah... kalem, rajin, pintar, suka makan. Saya belum pernah lho ketemu cewek sekalem Septi, yang nggak pernah sekali pun misuh (mengumpat). Tutur katanya halus dan pelan, sepelan kecepatannya ketika naik motor yang nggak pernah lebih dari 40km/jam. Septi rajin banget, banyak program KKN-nya yang menurut saya berguna untuk warga dusun. Dia suka banget makan, ngemil, masak juga pinter, suka ngasih wejangan-wejangan yang bagi saya ‘quote of the day’. Thanks Septi, you are Angel trapped in a big body :))
Oh ya Septi ini paling nggak pernah pake make up. Sekalipun bedak, dia nggak pake. Dia heran sama saya dan Mila yang lumayan rempong pake segala bedak lipen pelembab. Akhirnya kita nasehatin dia pentingnya ngrawat wajah dan bibir, pentingnya pake make up besok pas kerja apalagi dia calon arsitek yang pasti ketemu banyak klien. Daaaan! Racun! Diam-diam si Septi beli bedak tabur Marks shade rose dan lipbalm strawberry Nivea dong, di Alfamart Trowono! Saya, Mila, Ajeng cekikikan. Ih Septi bisa diracunin jugak :’)
Liat, di foto ini Septi pake loose powder Marks sama lip balm Nivea nya! Ahihi cantik :3
Mila
Mila... hmm partner kerdus (kerudung dusta) saya di pondokan hahaha. Cocok banget sama saya deh, suka pake produk kosmetik yang merknya sama’an, pake kacamata juga, anaknya candu sama twitter juga, rapih juga. Bedanya Mila itu putih kulitnya, kalo  saya agak cokelat sawo kematengan gimana gitu. Dia mirip adek saya Vivi, yang kadang suka menyendiri dan hati-hati banget sama cowok sampe dibilang galak. Pemuda-pemudi desa sering salah manggil Mila dengan sebutan ‘Mbak Puteri...” emang kita mirip ya ya ya ya kaaaan Mil? :3
Mirip kan? #UdahIyainAjaa
Ajeng
Nah ini nih ketua mak rempong, yang bikin pondokan jadi berwarna. Dia nih baik banget lho, hampir 70% barang-barang vital keperluan pondokan dibawain sama dia, superwoman! Mbak Ajeng, saya sih panggilnya Ajeng aja biar dia nggak berasa tua bhahaha *dikepruk. Ajeng itu mandiri, dewasa banget anaknya, suka ngalah, rajin, ngasih nasihat dan kalo udah ngecengin orang... buset bisa bikin mati kutu sampe pipi keram deh. Walopun dia dewasa, kalo udah galau bisa termehek-mehek banget. Kita sepondokan Gebang selalu berdoa semoga Ajeng dapet jodoh yang baik dan enggak galau termehek-mehek lagi. Amiiin :)
Wanita tegar gebang 2013! Setrooong dan setreees! x)
Mas Ditri dan Ajeng sedang berusaha mengubur saya hidup-hidup karena
memergoki mereka sedang melakukan perbuatan tak senonoh wkwkkwwk :p

Rutinitas baru yang berlalu, terkenang
Rutinitas yang saya rindukan, piket sendirian (karena Dian males banget kalo disuruh cuci piring -_-).  Nyiapin es buah buat buka, bareng-bareng. Shoping ke Alfamart bareng entah cari apa. Rapat evaluasi satu pondokan. Iya, rapat evaluasi berujung curhat hihiihiii. Tea time! Ngeteh dan ngemil bareng pagi hari atau setelah buka puasa. Cerita-cerita, kepo-kepo hape, curcol-curcol, bully-bully-an di grup whats app. HAHA :D
Gapura buatan kita featuring pemuda desa, #kebalik. Bagus khaaan~
Saat traktiran pengumuman kelulusan saya. Ini yang nraktir malah suruh ngefoto juga coba, tega t.t
Cuma di sana saya bisa lihat sunrise dengan deburan ombak laut, bener-bener dari jam setengah lima pagi. Pas udara dingin sangat kental menusuk. Cuma di sini saya bisa liat sunset dengan pose glesotan, sambil menunggu berbuka puasa pula. Baru kali ini saya tau, bintang paling terang yang paling pertama muncul ketika matahari tenggelam itu, Venus. Saya bisa benar-benar takjub liat gradasi warna hangatnya langit sore. Silaunya matahari tenggelam di sawah deket Swaka Margasatwa. Semua terekam jelas di ingatan, nggak akan terhapus :D
Setelah saur, kita ke sini. Pake piyama ke pantai, kapan lagi broh!
Main bola di pantai sepi yang serasa cuma kita sendiri yang punya. Hore saya jadi striker loh ngegoal-in pula! :D
Kita bisa ngikut nelayan yang pagi-pagi melaut. Iya, naik ke perahu mereka! x)

The most unforgotable things (but couldn’t be mentioned) here... Banyak! Mungkin saya nggak bisa atau nggak boleh sebutin di sini. Cukup saya sebutin dalam hati dan pikiran saya saja. Mungkin, ucapan terimakasih terlalu dangkal untuk membalas semua kebaikan yang pernah saya terima. Semua cerita, semua bumbu masalah dan kerikil kecil, semoga bisa jadi suplemen untuk naik ke level kedewasaan kita berikutnya.
Sampai jumpa di lain waktu, keluarga baru saya :")

MOTD Nude vs Bold (ala Paulina vs Paula)

Pernah liat telenovela tahun 2000an, judulnya Cinta Paulina (La Usurpadora) yang pemeran utamanya Gabriela Spanic dan Fernando Colunga? Duh dulu saya suka banget, cantik deh si Gabriela ini. Sempet ngira kalau mereka itu kembar beneran, dua pemeran berbeda masing-masing memerankan Paula dan Paulina. Bodohnya saya dan teman-teman saya, maklum masih kelas 3 SD --'
Telusur punya terlusur, pemerannya cuma satu yaitu si Gabriela Spanic. Meskipun memang benar dalam kehidupan nyata, si Gabriela punya twin (kembaran) bernama Daniela Spanic, namun mereka bisa dibedakan kok dan Daniela Spanic ini sama sekali nggak main di telenovela tersebut. Ketipu deh :p
Paulina dan Paula
Paula lagi ngejahatin si Paulina. Kalo penasaran, googling aja ceritanya :p

Saya sih lebih suka si Paula yang jahat, digambarkan dengan wanita ambisius dan licik berlipen merah dari pada si Paulina yang dikarakterkan baik dengan lipen natural (nude) yang selalu mengalah, diperdaya ditindas dan disiksa ala-ala peran protagonis gitu lah. Nggak tau ya, menurut saya Paula ini sekseeeh banget, smart dan multitasking multitalented hahaha.
Hot gilak! >.<
Bibirnya ini seduktif banget #wuopoh
Paulina yang baik, yang selalu nangis dan dianiaya
yang lipsticknya pink atau warna pastel.

Dan taraaa~ ini make up saya yang terinspirasi Paula dan Paulina. Ini foto sendiri, capek ternyata take selfie photos berkali-kali dan hasilnya banyak noisenya karena kamar saya gelap di luar hujan mendung.

Bare face (with foundie)
Muka bantal, emang pas bangun tidur ini.

Pauteriula (bold)
Gagal ya, newbitol -_-
Pose andalan *bibir menyon*

Pauteriulina (nude)
Lebih ke my everyday look, boring :|

Yang paling saya suka dari sesi bermake-up yaitu: menggambar alis!!! Make stunning eyebrow :D
Pensil alis adalah salah satu keajaiban dunia :D

Unik nih, pertama kali dandan pake lipstick merah. Pas di supermarket dipanggil 'Buk' sama kasirnya! Duh x) baru pertama kali, hahaha antara seneng dan sedih. Dichat sama temen-temen karena avatar whats app berlipen merah, pada nyuruh ganti... oke cukup tau. Pas ngeposting foto pake lipstick nude di instagram, banyakan sih komen positif (yang masih mengandung konten hina'an). Yayaya, sing jenenge menungso ki yo dewe-dewe slirane (quotes by Kubil)
Follow juga instagram saya ya: puterinurma

Adonan:
Hadalabo Ultimate Whitening Milk
Wardah Luminous Liquid Foundation
Make Over Silky Smooth Translucent Powder
Sariayu Pensil Alis in Cokelat Matang
Silky Girl Blockbuster Pallete
Maybelline The Magnum Volum Express Mascara
Pixy Eyeliner
Maybelline Cheeky Glow
Make Over Ultrashine Lipstick in Nuddist Freak
Revlon Super Lustrous Lipstick in Certainly Red

Sabtu, 30 November 2013

Review: Make Over Silky Smooth Translucent Powder

Dulu... sebelum baca-baca dan belum blogwalking kayak sekarang, sehari-hari saya pakai bedak padat yang pektai (keputihan, nggak sesuai warna kulit) dan bikin kulit berminyak, padahal kulit saya kering banget loh. Kering banget sampe umur 18 tahun udah ada keriput tipis di bawah mata dan lipatan pipi ketika tersenyum.
Sejak kuliah saya mulai pakai bedak padat, two way cake biasanya yang ada mild foundationnya kayak Maybelline. Sampai suatu saat kulit saya break-out. Jidat saya jerawatan nggak karuan hingga mengharuskan saya berobat ke spesialis kulit dan beberapa kali konsul. Usut punya usut, jerawat saya disebabkan oleh pemakaian two way cake yang nggak pernah saya bersihkan secara ‘dalam’. Iya, dulu saya cuma cuci muka pakai sabun foam merk drugstore kayak Nivea, Ponds, Clear & Clear tanpa milk cleanser atau make up remover.
Saran dari dokter kulit, saya dianjurkan menghentikan pemakaian bedak padat tersebut dan menggantinya dengan loose powder (bedak tabur). Saya lalu rutin pakai bedak tabur dan akhirnya malah keranjingan sendiri. Ternyata enak banget enteng di muka dan nggak bikin minyakan. Saya coba dari Marks, Wardah Luminous Face Powder sampai produk yang akan saya review kali ini. Make Over Silky Smooth Translucent Powder.
Alasan saya beli bedak ini: pengen beli loose powder yang kemasannya nggak abal! Marks kemasannya gede banget jadul nggak travelly banget lah. Wardah Luminous, udah nggak karuan retak-retak terkoyak dasar emang ringkih plastiknya. Saya pengen beli yang mahalan dikit biar bisa touch-up dan dibawa kemana-mana.

Simply  nice package. love it!

Kemasan
Nggak usah dibahas lagi deh soal kemasan, saya kan beli bedak ini karena emang naksir berat sama kemasannya. Kokoh, plastiknya tebel, puff bedaknya juga bagus.
Shade Champagne. Warna nomor dua tergelap..

Aplikatornya bagus. Tutupnya diputar, meminimalkan kecerobohan tumpah.

Warna dan Tekstur
Ini bikin saya sedih, setengah jam saya berdiri di counter Make Over tapi saya masih bingung oles-oles shade (warna) yang pas buat saya. Cuma ada 4 shade dan nggak ada yang masuk sebenarnya. Ya tapi atas bisikan dan bujukan maut mbak SPGnya, akhirnya saya beli shade 03 Champagne. Shade tergelap kedua, dan benar saja~~~ sampai rumah saya coba warna bedak ini terlalu tan (gelap) buat saya. Ke-iteng-an!!! Berasa jadi chef Farah Quin minus big boobsnya -_-
Pesan moral yang bisa dipetik: jangan percaya sama mulut berbisa mbak-mbak penjaga stand. Oke cukup tau. Kalo nggak ada shade yang pas emang mending nggak usah maksain beli. Eh tapi kan saya cuma mau dapet kemasannya :|
Kembali fokus.... untuk tekstur. Bedak tabur ini sangat...uh. Lembut! Butirannya halus sekali. Kalo diamati ada glitter-glitter halus tapi nggak terlihat kok saat dipakai. Langsung menyatu di kulit ketika dioles, kiw~
Teksturnya: SUPERFINE!!! Halus dengan sedikit glitter.

Ketahanan
Berapa lama bedak tabur nan kece ini bertahan untuk melawan minyak di wajah kering saya? Sekitar 5 jam kulit saya nggak berminyak, kesannya glowy aja sih. Cakep sebenernya, kalo aja shadenya pas sama kulit saya :(
Kayaknya, bedak ini juga nggak teroksidasi. Nggak berubah jadi kusem setelah beberapa jam pemakaian. Kayaknya lho... soalnya saya udah kusem sejak pertama oles bedak ini karena terlalu shade yang saya pilih terlalu gelap.
Kandungan di dalamnya.

Additional Tips
Lantas gimana kalo bedak ini terlalu gelap? Saya punya beribu akal dong. Saya campur bedak tabur ini dengan shade lain yang lebih terang. Berhubung nggak ada refill untuk Make Over Translucent Powder, jadi saya campur pakai Wardah Luminous Face Powder dengan shade paling terang. Saya campur pakai mangkok, diaduk pake sendok bersih,  dikasih kuah diseruput kayak bubur. Kemudian saya simpan di wadah tertutup. Fiola~ bedak ini nggak bikin kulit saya over tan lagi deh. Bisa dipakai ihihiiw.

Kesimpulan
Kemasannya cakep, kokoh. Teksturnya juarak! Sayang sekali shadenya terbatas, agak sulit memilih shade dan harus hati-hati ya supaya nggak terlalu gelap atau terlalu terang untuk kulit kita :)
Baru kali ini nih, pake bedak malah tambah item kusem. Balada salah shade :(

Repurchase: Maybe, yes! (another shade and refill please)

Harga: Rp 115.000,-

Make Up of The Day - Buku Tahunan PSIK 09

Pertama kalinya jajal lenongan buat foto buku tahunan. Pake adonan seadanya tapi dipikir-pikir kok serba Wardah dan Sariayu ya.. I’m not kind of regreting the result.

Adonan:
Wardah Sunscreen Gel SPF 30
Wardah Luminous Liquid Foundation
Wardah Luminous Face Powder Beige mix Marks Beauty Powder Creme
Maybelline Baby Lips in Cherry
Wardah Matte Lipstick (forgot the shade)
Sariayu Pallete Pesisir Sentrajawa (Eyeshadow & Blush-on)
Sariayu Eyebrow in Cokelat Matang
Unbranded Fake Eyelashes
Unbranded Brush
Nailpolish by Etude


MOTD:

Kacamukamata ala Skrillex (merusak segalanya)

Pose Jari Megar Bibir Menyon 2013

Hello Kelompok 4 Tutorial PSIK UGM 09 :D

Bonus-bonus-bonus


Sabtu, 23 November 2013

The New Me, thank you Milk Cleanser!

Tujuh minggu ini, saya berada si dunia baru. Terjun di rumah sakit, dengan rotasi jadwal ‘nurse wanna be’. Sebut saja ini tahap pendidikan profesi, di mana konon saya ditempa supaya bisa jadi mbak perawat profesional. Sibuk? Capek? Jenuh? Nggak usah ditanya deh, ntar saya malah sambat ra uwis-uwis (read: mengeluh tiada henti) di sini.
Di sela-sela waktu selo saya, saya kadang kangen masa-masa sekolah, kuliah, les dan sejenisnya, pokoknya jaman masih bisa main-main walopun sekarang juga masih bisa main hehehe. Mengenang saya yang dulu, yang pede banget dengan muka kucel dan item keluyuran kemana-mana. Tanpa oles pelembab, krim pagi, bedak, apalagi alis & lipstick! x)) Facial wash merk Ponds yang sebenernya cuma bikin kering di wajah saya yang udah kering, itu skin care sekaligus make up saya dulu, wuft~
Kering, kusam, nggak karuan. Kira-kira seperti ini penampakan saya saat SMA bersama teman-teman. Bare face, really bare and raw!!!
Kegilaan menjelang ujian nasional. Say hello from left to right Yogi, Rio, Putri, Ibing, Medha :D

Masih dengan orang yang sama, hihi rindu saat-saat itu.

Saya masih ketawa-ketawa sendiri kalo liat ratusan file semacam ini di laptop lama saya. Sekarang temen-temen saya dan saya udah pada tambah cakep, yang cowok makin cantik yang cewek makin macho *eh kebalik*. Kita sudah beranjak dewasa sesuai atau bahkan melebihi umur kita, hihi.
Apalagi temen-temen cewek saya sekarang wajib nih yang namanya oles lipen, bedak dan seperangkat alat penambah ke-kece-an. Saya juga dong, udah mulai pakai make up bukan untuk menciptakan kepalsuan, tapi lebih ke gimana kita menghargai diri sendiri dan orang lain yang melihat penampilan kita. Masa iya sih, mau ketemu dosen atau orang penting, ujian pendadaran atau kompre dengan muka lusuh dan penampilan lecek? Nggak ada bedanya dong sama zaman jahiliyah SMA :D

Saya juga jadi rajin merawat kulit saya sejak rutin menggunakan make up. Bukan perawatan yang aneh-aneh kok. Dimulai dari hal sederhana seperti membersihkan wajah.  Make up atau riasan yang menempel hampir seharian, terlalu menyedihkan jika tidak dibersihkan dengan baik. Saya belum siap menerima resiko jerawat, iritasi, komedo dan sejenisnya. Walaupun saya pemalas, saya berusaha sepenuh hati jiwa dan raga untuk membersihkan make up sebelum mandi, setelah aktivitas atau sebelum tidur.
Kalo dulu saya cuma pakai facial wash macam Ponds yang bikin kulit saya kerasa ketarik-tarik setelah cuci muka. Sekarang saya sudah insaf, sadar deh... Make up seperti bedak, foundation, BBcream tidak sekali terhapus oleh facial wash. Saya butuh sekali deep cleanser yang mengangkat sisa-sisa make up sekaligus kotoran yang terbawa dari asap jalanan.
Andalan saya saat ini dan mungkin sampai nanti yaitu: Wardah Lightening Milk Cleanser dan Wardah Lightening Milk Toner. Sebenernya nggak masalah brand apa yang dipakai, asal cocok dengan kulit dan kantong serta tidak mengandung bahan berbahaya, ya gaspol aja. Dulu saya pernah pakai Viva Milk Cleanser varian bengkoang tapi nggak tahan baunya.
Wajib ada, setiap hari. Ngantuk nggak ngantuk harus ngebersihin wajah.
Ini kandungan di dalamnya...
Dengan label 'halal', orang awam seperti saya mungkin sedikit lega.

Aroma, merupakan faktor utama kenapa saya suka produk ini. Selain tekstur dan konsistensinya yang pas, lembut tidak terlalu kental untuk wajah. Lightening tonernya juga segar, tidak ada sensasi perih atau terbakar. Semua kotoran terangkat, bahkan untuk produk waterproof, meskipun diperlukan usaha gosok-gosok ekstra. Saya rasa produk ini sudah memenuhi kriteria hampir sempurna untuk pembersih wajah sehari-hari.
Teksturnya lembut, tidak terlalu kental. Baunya harum.

Yeah terangkat semua. Lembut dan wangi make me want to swipe it again & again :)

Wardah Lightening Milk Cleanser dan Toner ini juga menjanjikan kulit yang lebih cerah jika dipakai serangkaian dengan produk seri lightening yang lain. Terlepas dari itu, saya tidak berharap banyak mengingat fungsi sebenarnya hanya untuk mengangkat sisa make up dan kotoran yang menempel. Setelah itu baru saya menggunakan facial wash untuk membersihkan sisa-sisa milk cleanser. Saya merasa wajah saya tetep segar dan tidak kusam. Entah perasaan saya atau memang benar, tapi yang jelas milk cleanser ini memberi kontribusi pada the new me, new Putri yang sadar akan kebersihan dan kesehatan kulitnya sekarang. #Apeuuu
Putri yang dulu males pake apapun. Sekarang udah dewasa cantik dan mempesona ulalaaa~
Doakan saya rajin dan semangat stase profesi!
Serajin saya membersihkan muka pake milk cleanser :D

Harga 
Milk Cleanser Rp 25.000,-
Toner Rp 23.000,-
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...