Sabtu, 11 Desember 2021

Kontemplasi tentang Hidup

​Akhir-akhir ini saya mendengar begitu banyak berita duka. Sepasang publik figur yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas, teman kerja yang sakit tiba-tiba, kasus bunuh diri seorang mahasiswa dan beberapa lainnya. Berita tersebut membuat pikiran saya terbang jauh ke mana-mana. Salah satunya tentang makna hidup, tentang agama dan alam setelah kematian. 

Saya memandang kematian berbeda di umur sekarang. Umur 30 tahun, dengan keluarga kecil terdiri dari suami dan dua anak kecil. Buru-buru saya diskusi dengan suami tentang rencana memilih asuransi jiwa murni yang lalu sempat terbengkalai. Mengecek legalitas sertifikat beberapa aset, yah sebagai pertanggungjawaban kami sebagai orang tua.

Sempat ngelamun pas dibonceng perjalanan melewati pemakaman. How will the life after the death. Who knows? Semua manusia berakhir di sana. Hal remeh temeh yang saya keluhkan di detik-detik kehidupan, relasi dan konflik dengan manusia lain, bermacam emosi yang saya dapat rasakan sekarang… akan hilang, hitam tidak akan kembali dan entah.

Saya juga sering membayangkan perpisahan dengan orang tua, pasangan, bahkan anak. Bahkan ketika saya belum pernah melalui itu semua, air mata saya jatuh. Buru-buru saya usap dan bangun dari imaji. Agnostik? Pesimis? Depresif?

Kamis, 14 November 2019

TIPS LOLOS CPNS! (The most googled words nowadays)

Akhir-akhir ini ada beberapa temen yg kirim privat message ke aku, baik di whatsapp maupun instagram tanya tentang gimana pengalaman pas ikut tes CPNS lalu. Kayaknya dari dulu kepikiran mulu tapi nggak ketulis-tulis juga di blog. Nulis sekarang belum telat kan ya...hehe

Aku nggak akan menjelaskan tahapan seleksi CPNS secara rinci karena sebagian besar sudah bisa dicari by googling atau baca buku. Kalau kamu belum sampe pada tahap memahami apa-apa saja seleksi yg sekiranya akan kamu hadapi, ada baiknya untuk stop baca ini, lalu close page. Menurutku, kalau kamu belum tahu sampe tahapan itu berarti belum ada niat apalagi usaha yg mumpuni. Galak ya, iya! Soalnya segitu rendahnya niat baca, masa cita-cita setinggi langit. Maaf silakan tersinggung :D
Daripada tersinggung atau dongkol yg ndak guna, silakang googling dulu gambaran tahapan seleksi CPNS dan beli/ baca bukunya.

Tips 1: INFO SUMBER PRIMER
Pastikan mengakses sumber informasi dari sumber primer. Apa'an tuh sumber primer? Maksutnya, selalu cek dari web resmi penyelenggara seperti sscn atau sscasn sekarang katanya dan website masing-masing instansi yg membuka lowongan (biasanya diakhiri dg go.id). Dapet pesan forward file pdf pengumuman dari temen? Boleh. Dapet info dari akun non resmi di sosmed? Boleh. Asaaaal selalu kroscek lagi ke sumber primer tadi, sama atau nggak. Kalau sama, sok atuh lah...Monggo gas wae.
Kenapa sih ribet banget musti kroscek ini anu ini anu. Hallawww milenials, di tahun 2019 kamu masih ketipu hoax dan info simpang siur? Banyak korbannya. Jangan jadi salah satunya ya! Bayangin ya satu file yg mungkin bisa direkayasa oleh orang yg nggak bertanggungjawab terus diforward ratusan kali oleh pengguna sosmed yg kurang kritis. Nanti kalau ditipu, diperas, dirugikan, salah siapa? Mikir dong *toyor jidat sendiri

Tips 2: BACA DAN TELITI
Baca secara detail pengumuman dan jadwal. Setiap instansi yg membuka lowongan CPNS, punya syarat tersendiri untuk masing-masing formasi. Setiap syarat dibunyikan rinci di pengumuman surat edaran beserta jadwalnya. Jika ada satu saja syarat yg tidak dipenuhi, jangan harap lolos tahapan awal administrasi... atau di beberapa kasus, panitia bisa khilaf meloloskan bahkan pada tahap akhir tapi ketika pemberkasan tidak lolos karena tidak sesuai persyaratan awal. Nyesek ya udah hampir dapet SK terus dibatalin? Lha gimana sih, salah sendiri nekat :)
Baca lagi formasi secara teliti, bandingkan jumlah formasi yang dibutuhkan dengan perkiraan saingan. Apalagi jurusan-jurusan yg banyak dibutuhkan di beberapa formasi seperti hukum, ekonomi, dll. Kalau jurusan keguruan dan kesehatan biasanya formasinya sudah sangat mengerucut. Satu lagi, pahami betul timeline jadwal dan persiapkan. Apalagi kalau kita bukan freshgraduate (masih jadi pekerja lain yg mau lompat jadi CPNS) perkirakan kita butuh cuti berapa hari, mau minta izin kapan ke atasan, dst. 

TIPS 3: BELAJAR
Kalau sudah lolos administrasi, silakan persiapan ke tahap selanjutnya yaitu TKD/SKD (Tes/Seleksi Kompetensi Dasar). Ada passing grade minimal yg wajib dipenuhi untuk lolos ke tahap selanjutnya. Karena sistem pada tahapan SKD ini adalah sistem gugur dan perangkingan, dapatkan nilai setinggi mungkin di atas batas passing grade. Caranya: belajar. Udah itu aja, gimana sih kayak nggak ada tips lain aja :') tapi caranya cuma itu memang.
Belajar, aku saranin dari buku aja. Boleh beli buku fisik atau akses playbook, boleh juga ke gramedia digital. Kenapa nggak dari hasil googling aja gitu dikumpulin, boleh boleh aja kalo ada waktu untuk meng-arrange dengan sistematis. Kenapa buku? Karena isinya sistematis dan bank soalnya tertata, ada kunci dan pembahasan. Kadang kalo cuma comot-comot dari blogspot jadi riweh dan pusing. Aku nggak ada rekomendasi buku mana yg bagus, semua bagus asal dibaca. Buku yg buagus juga kalau nggak dibaca, percuma.
Next, udah lolos SKD? Ya belajar lagi persiapan untuk tahap selanjutnya, misal SKB (Seleksi Kompetensi Bidang) yaelah belajar muluuu muag yah :)))
screencapture aplikasi gramedia digital di gawai android

TIPS 4: LATIHAN WAWANCARA
Yang paling aku suka pas cari kerja ya cuma tahap ini, wawancara akhir. Biasanya sama user ya kalau perusahaan, kalau CPNS biasanya sm pejabat eselon 2 atau 3. Menurutku nilai wawancara ini sangat bisa mendongkrak nilai total keseluruhan pada waktu perangkingan akhir. Padahal wawancara ini subyektif lho dibandingkan tahapan tes sebelumnya meskipun sudah ada patokan penilaian dari pusat misal. Justru karena tingginya subyektifitas tahap ini kita harus impresif, gimana caranya pewawancara terkesima sama kita. Apasih yg bikin kita patut dia pilih? Gimana cara membawa diri kita supaya kelihatan meyakinkan. Tentunya dengan cara yg alus dan nggak keliatan naif gombal klise. Kayaknya nanti aku bakal nulis post tersendiri soal ini. Soalnya dulu aku pernah dapet ilmu dari Mister Vian waktu ambil kelas di Elfast Pare, Jatim. Masih inget banget poin-poin yg beliau ajarkan belum pernah ada di hasil pencarian internet mana pun. Penasaran nggak? Semangatin aku dong buat nulis hahahha :D

TIPS 5: JADI WONG BEJO (beruntung)
Gila ini tips apasih... tapi beneran aku serius nulis ini. Bayangkan ribuan orang bahkan daftar untuk formasi yg seuprit biasanya berapa puluh atau berapa ekor. Ribuan orang itu di antaranya yg sudah lolos tahap SKD yg sudah pasti belajar... masih ratusan sisanya, mereka semua belajar juga lah (jangan percaya kalau mereka bilang nggak belajar, trust me) Kalau usaha udah sama-sama maksimal ya tinggal kuat-kuatan doa. Kadang kompetisi berat kek gini nggak bisa pakai logic ya. Jangan lupa selalu tanamkan untuk berpikir 'nothing to lose' supaya ambisimu nggak bikin kamu jadi depresi berat ketika gagal.
Minta doa dari orang tua, terutama ibu. Inget-inget juga sama orang yg pernah sengaja kita sakiti minta maaflah (tapi kalau orangnya emang resek dan kampret yasudah doain aja wkkwkw), kalo nggak sengaja kita sakiti kan kita pasti nggak sadar tuh..minta maafnya sama Tuhan dulu (bagi yg beragama). Buset kenapa gue jadi mamadedeh gini, Tapi sekali lagi, rezeki datang bukan cuma lewat jalan jadi PNS ya. Apapun pekerjaan kita yg membedakan hanya cara menjemput rezekiNya. Coba bilang setuju dulu~

FAQ
Q: Perlu gaksih ikut kursus online/ bimbel khusus gitu?
A: Bisa perlu, bisa nggak. Liat dulu kemampuan dari segi waktu dan uang, misal. Kalau lagi kerja dan nggak bisa ikut kursus drilling gitu ya nggak kudu ikut kan. Bisa banget untuk belajar di rumah, baca sendiri manajemen waktu sendiri. Kalau nggak punya duit buat kursus/bimbel kenapa harus memaksakan? Ada banyak pilihan lain untuk belajar dari cuma sekedar googling bank soal atau beli buku under 100K. Kalau tersedia waktu dan dana, mau ikut ya silakan...bole bole saja.

Q: Bayar/nyogok nggak biar lolos CPNS? Bisa dibantu orang dalem?
A: Sisa satu dua orang sih yg tanya gini. Aku yakin di era reformasi birokrasi ini masyarakat sudah lebih percaya pada pemerintah, termasuk perekrutan CPNS yg bersih dan akuntabel. Mungkin masih ada oknum, tapi sudah susah sekali untuk tes awal aja sudah dites metode CBT (Computer Based Test) terkoneksi dengan pusat secara realtime dan perankingan transparan. Jawabanku: nggak ya, nol rupiah, tidak sepeser pun.

Q: Mbak PNS apa, di mana? Penempatan udah jelas atau selindo?
A: Kebetulan aku PNS di lingkup Kementrian Hukum dan HAM. PNS Pusat, penempatan di UPT Lembaga Pemasyarakatan karena aku formasi perawat s1/ners. Penempatan selindo karena pada waktu pembukaan formasi tidak spesifik satu formasi di UPT mana. Kalau formasi PNS Daerah biasanya sudah spesifik, bisa pilih formasi di UPT mana/penempatan mana dari awal. Cuma ya gitu, seuprit banget biasanya cuma hitungan jari formasinya. PNS Pusat pun ada yg formasinya sudah spesifik. Itulah pentingnya membaca pengumuman secara detail dari sumber primer.

Q: Berapa gaji PNS? Dapet apa aja?
A: Gaji PNS sudah diatur perpres, selindo sama kok berdasar pangkat golongan dan masa kerja. Komponen lain yg aku dapet seperti tunjangan kinerja/remunerasi dan uang makan. Untuk komponen bisa berbeda satu dengan yg lain untuk PNS di kementrian lain atau PNS Daerah. PNS Daerah misalnya nggak dapat uang makan (CMIIW), nggak ada tunjangan kinerja tapi dapat jasa pelayanan (contoh untuk perawat yg kerja di RS/ Puskesmas). Kalau masih CPNS dapet gaji tapi belum full, aturannya 80%.
Semua sudah diatur dalam perundang-undangan. Kalau aku di lingkupku diatur dengan Permenkumham nomor sekian ttg Tunjangan Kinerja...dll, untuk PNS Daerah diatur dalam Peraturan Gubernur/ Bupati. Cari info sebanyak-banyaknya, apalagi kalau keluarga atau temennya ada yg PNS juga. 

Ada FAQ lain yg belom terjawab? Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar, semoga saya bisa membantu. Quote terakhir--- Wong pinter kalah karo wong bejo. Nanging paling becik dadi wong pinter sing bejo! (Orang pintar kalah dengan orang yg beruntung. Namun paling enak itu jadi orang pinter yg beruntung). Jangan cuma berharap jadi wong bejo yuk sinau sek lur...

Kamis, 07 November 2019

Layangan Putus, Katarsis dan Netizen.

Lagi viral kisah "Layangan Putus". Aku menanggapi fenomena ini sebagai hal yg epic. Bagaimana seorang penyintas cobaan hidup bisa berusaha waras dengan menulis sebagai media katarsis. Berakhir tulisannya begitu viral di dunia maya karena tingginya simpati dan emosional dari netizen.
Menurutku, menulis itu menyenangkan. Banyak hal-hal yg nggak bisa tuntas dengan berdiskusi. Apalagi jika lawan diskusi kita punya tendensi tertentu... jadi lebih rentan dipotong, disela, dihakimi, tanpa mereka mencoba pengerti apa pikiran dan persepsi yg ingin kita jelaskan.
Menulis, memberiku kesempatan untuk merasakan kenyamanan berbeda untuk mengungkapkan sesuatu. Tanpa perlu mengucapkan berkali-kali, tanpa perlu ditanyai hal-hal yg seringkali ditujukan untuk membantah pemikiran kita. It'll be like "gini loh pemikiranku, aku nggak butuh dibantah dicela dihakimi." That's all. Kelar!
Stressor hidup silih berganti. Kalau pas SD ulangan matematika aja bikin perut mules melilit pusing mual muntah, jadi stressor terberat kala itu. Iyaloh, sejak SD aja aku sudah psikosomatis. Apalagi sekarang, sudah dewasa dengan keluarga sendiri dan pekerjaan baru. Dibilang psikosomatis, ya nggak tau juga karena ada beberapa penyakit yg sering hinggap ketika banyak stressor. Lisan boleh berucap, aku nggak mikirin kok dibawa santai ajalah ngapain stress. Tapi stressor sudah autorunning di otak yg mungkin berimbas pada ketahanan fisik.
Kadang kita nggak perlu nasehat atau penghakiman dari orang lain. Cukup dengan didengarkan, dipahami, dimengerti kondisinya maka permasalahan itu sudah terselesaikan di sudut penyintas. Sesederhana meluapkan perasaan tanpa dinilai apa-apa. Setuju?

Rabu, 11 September 2019

BREASTFEEDING! The journey, still goes on..


Sudah hampir 9 bulan aku berkutat dengan dunia perTETEK-an, bahasa sopannya… menyusui. Nggak pernah kebayang kalo nyusuin bayi itu seribet itu di jaman milenial ini. Ribet dalam perspektif ku aja kali ya. Padahal aku ini working mom dengan workload yg nggak berat, berangkat nggak subuh banget dan pulang siang istirahat, jam 15.00 balik dari kantor. Tapi ternyata every mom has their own battle. Setiap emak punya dramanya sendiri!
Bikin tulisan ini bukan untuk menghakimi para ibu yg sudah lelah berjuang hamil, melahirkan (yg menurutku ini nggak mudah sama sekali) kemudian dihadapkan kepada penilaian judgmental orang-orang (yg belum tentu berkompeten) soal ASI or formula, direct breastfeeding or exclusive pumping and so on… Ingin sekali berbagi pengalaman person to person, yg mungkin di dalamnya ada yg mengalami hal yg mirip-mirip dan bisa dapet jalan keluar akhirnya. Meskipun tulisan ini personal, aku usahakan untuk share sumber primer yg berbasis ilmiah. Aku bikin ala-ala Q & A (tanya jawab) biar ringkes, padat dan jelas.

Q: Apa aja yg harus dipersiapkan untuk masa menyusui?
A:
Aku bagi jadi 3 yaitu- KNOWLEDGE, MENTAL, MATERIAL
Knowledge: sepenting itu pengetahuan berpengaruh dalam proses menyusui menurutku, jadi harus aku tempatkan jadi yg PERTAMA.. karena menjadi dasar untuk yg selanjutnya yaitu->
Mental: ketika sudah dibekali pengetahuan, pasti ibu akan lebih percaya diri, tenang dan yakin ketika awal proses menyusi. Kenapa awal? Karena ini lah titik terberat walopun setelahnya yaitu maintaining & sustaining yg juga nggak mudah.
Materi: sudah tau ilmunya, pasti juga tau apa-apa keperluan yg dibutuhkan. Paling krusial menurutku yaitu POMPA ASI, media ASIP, kulkas/tempat penyimpanan ASIP. Tapi nggak saklek juga, ada ibu yg sudah pintar memerah pakai tangan atau teknik “marmet” bahkan tidak membutuhkan alat sama sekali. Jadi kebutuhan ini sangat-sangat personal. Kalo aku sih belom pernah bisa dan sudah menyerah untuk memerah pakai tangan. Suerrr angkat jempol tangan, jempol kaki, jempol tetangga juga deh buat yg menguasai teknik tsb, aku padamu :*
Untuk knowledge aku nggak sempat untuk akses jurnal ilmiah walopun cuma sekadar baca abstrak. Ada sih beberapa tapi bisa dihitung jari, kecuali jika ada hal yg ambigu atau meragukan bagiku baru cari jurnalnya. Keseluruhan informasi aku dapet dari:
  • 2 Buku nya dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) Mommyclopedia: Panduan Lengkap Merawat Bayi (0-1 Tahun) & Tanya-Jawab Tentang Nutrisi di 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
  • Akun instagram informative seperti @asiku.banyak @legendairymilk @takingcarababies (walopun mereka jualan, tapi informative jangan lupa tetep saring yaaa). Thanks to social media, aku bisa dapet buanyak banget ilmu, setelah bersih-bersih following dari akun selebgram/ artis yg kerjaannya kalo ngga pamer ya endorsan, LOL
  • Terakhir website kellymom.com, whattoexpect.com, yg menurutku acuan pustaka dari artikel-artikel mereka kredibel, relevan dan ilmiah. Kana da tuh ditulis notesnya semacem daftar pustaka, sumber dari tulisan mereka jurnal/penelitian apa aja
  • Kalo sudah tau sumber-sumber ilmu yg bagus, jangan lupa diBACA! Bukan cuma dianggurin yha.


Q: Gimana pengalaman awal-awal nyusuin Yudis dulu, langsung deres apa gimana?
A:
Engga, pasti nggak langsung pinter nyusu lah bayi baru lahir tu. Baik bayi maupun ibu sama-sama belajar. Puting lecet, payudara bengkak, badan pegel karena salah posisi, hal-hal itu biasa dalam proses awal, tapi yang terpenting tetep cari sumber kredibel dan terus BACA kalo ada yg dibingungin. Balik lagi kan sama penekananku soal baca.
Flash back pengalamanku, Yudis lahir jam 19.00 itu nggak dikasih Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sama dokter & bidannya dan aku juga kurang proaktif karena heboh capek abis proses melahirkan. Jam 20.00 aku keluar dari VK jalan ke kamar pemulihan, 20.30 langsung aku sodorin payudara ke bayi yg sudah rawat gabung denganku, diajari sama Bu Dian (temen kantor yg udah kayak mamak sendiri nemenin lahiran sampe diajari nyusuin juga). Susah banget tau pelekatan pertama kali, masih bunyi-bunyi kenyotan yg gak pas. Aku coba terus pokoknya pede entah ada berapa tetes doang kali yg diminum, dan tetep pede rileks jan panik selama gak ada tanda bayi demam/kuning. Dari situ aku masih muter video pelekatan puting yg bener, sambil baca apa yg belum aku pahami. Kebayang gak abis lahiran ringsek tapi masih ngotot liat hp, cek buku, baca? Ya gitu, yg penting dah kelar :’)

Q: Peran suami pas menyusui?
A:
Pertama jelas, suami kasih support baik verbal non verbal atau materiil wkakakak.  Selanjutnya kayak temen sharing gitu, minta pendapat sih kalo ini gimana ini itu. Suami mau ikut belajar mendetail mengenai apapun yg aku pelajari. Suami jangan cuek ya, jangan dikira nyusuin itu cuma jejelin tetek ke bayi. Breastfeeding is really complex, hai para pak suami… andaikan kalian berkesempatan merasakan *jadi bayangin hahaha
Aku appreciate banget usaha suamiku untuk mendukung proses menyusui. Dari mulai ikut diajak pertimbangan pilih pompa ASI, ngingetin pumping time, belikan kantong ASIP pas habis, ngerapihin stok ASIP di freezer, beneran aku nggak salah pilih suami deh LOL. Nggak pernah melabeli dirinya sebagai ayah ASI tapi bagiku dia lebih dari sekedar suami SIAGA atau ayah ASI.

Q: Pake suplemen apa?
A:
Aku cuma lanjut Blackmores dari Kalbe, karena pas trimester ke-3 kehamilan konsumsi itu dan I’m in love with it. Kenapa aku bilang ‘cuma’ karena suplemen nggak akan bisa gantikan makanan, aku sadar makanku masih ga bener, mungkin secara makro gizi tercukupi tapi kalo mikro gizinya aku kurang yakin, jadi merasa masih butuh suplemen. That’s it dan ini juga sangat personal.
Pernah nyobain HOG dan susu almond booster yg hits di pasaran tapi berakhir mubazir, aku buang karena aneh banget rasa dan baunya kayak bedak adem/ lulur tradisional. Mendingan bikin kacang ijo (dan galaktogue alami lain), ngemil almond, cokelat/ cookies yg bikin happy dan relax intinya.

Q: Orang tua/ mertua gimana? Ribet komen ini itu kah?
A:
Ortu dateng dari Semarang pas yudis umur 4 hari, terus cuma 10 hari di sini dan tentunya wohooo komen segala macem lah soal cara asuhku dan suami yg emang baru pertama punya anak. Beberapa saran ada yg aku pake selama itu benar dan logis, sisanya mitos-mitos konyol yg nggak ada bukti ilmiahnya bin gak masuk akal, ya aku ga pake. Tentunya dengan jelasin ke ortu dengan cara yg alus (padahal eyel-eyelan juga deng). Karena ternyata beliau nggak resisten kok sama pengetahuan baru, malah senang dan ngeh kalau ilmunya sudah jadul.
Pernah ibuk (neneknya Yudis) bilang “ASImu dikit itu bayimu bangun-bangun terus kayak nggak kenyang”, lalu aku pede jawab “enggak, ASIku banyak dan cukup. Ibuk ga liat ini sampe bengkak-rembes gini?”. Kenapa aku pede jawab gitu? Karena aku tau itu adalah  fase engorgement, ga nyaman luar biasa, yg mana bayi cuma butuh dan mampu minum sedikit tapi payudara terus produksi… ya aku keluarin pelan-pelan, dengan bantuan alat pompa. Coba kalo aku belum baca dulu, pasti udah sedih kecil hati minder terus malah bikin ASI malah seret.
Mulai nabung kolostrum dan ASI di hari ke 6. Pas malem nggak kuat bangun karena capek, neneknya kasih ASI pake dot, beliau bilang kalo bayiku lebih banyak minum kalo lewat dot dan lebih lama tidurnya sehingga menyarankanku kasih lewat dot saja. Aku nggak langsung iya-in dong, aku cari lagi baca lagi dan ternyata direct breastfeeding yg diutamakan (karena bayiku ngga prematur) apalagi ada momok ‘bingung puting’ karena dot. Yaudah deh, aku stop dot dan full direct breastfeeding sampai cuti hampir habis. Lancar? Kelar? Nggak, ada drama lagi selanjutnya.

Q: Persiapan back to work, gimana?
A:
Deg-degan banget soale baru dapet pengasuh seminggu sebelum cuti habis. Drama lagi Yudis ngga mau dot sama sekali, karena selama cuti selalu direct breastfeeding denganku. Trus gimana? Udah nyoba alternatif lain yg sebenernya direkomendasikan WHO yaitu gelas sloki, pipet, sendok. Nggak berhasil semua, Yudis tetep nangis kejer maunya nen. Dicoba lagi, pake gelas tapi ribet karena bayi terbiasa nen sambil ngenyot/ngempeng puting sampe ketiduran.
Akhirnya balik lagi ke dot, mau sih tapi dikit banget minumnya. Untung kantor sama kosan deket jadi aku sering-sering pulang liat Yudis, istirahat siang aku pulang untuk menyusui langsung. Aku tau banget ini salah, tidak ideal… yg pasti menimbulkan drama selanjutnya yaitu berat badan Yudis yg nggak signifikan naik karena selama ku tinggal ya cuma minum sedikit dari dot. Stress berat dong… sempet kepikiran resign tapi suami nggak ngebolehin dan kita masih terus berusaha. Setelah MPASI yudis sudah baik kenaikan berat badannya, sudah pintar minum pakai gelas dan straw cup. Masih tetep nggak suka sama dot, cuma dia pakai enyot-enyot pas ngantuk mau tidur.

Q: Sampe kapan mau menyusui?
A:
Pertanyaan ini entah sopan atau engga, ya tergantung situasi, intro percakapan dan tujuan si pemilik pertanyaan. Bisa dianalogikan kayak nanya “Sampe kapan lu mau hidup?” kan kurang ajar. However, kalo ada yg tanya gini pasti kujawab “berusaha 2 tahun, inshaallah”. Karena ini cuma rencana ya, mana tau ada kenapa-kenapa kan itu bagian dari takdir.
Sekarang aku masih berjuang lanjut menyusui meskipun hasil pompa sudah turun karena cuma 1x pumping di kantor, jenuh juga ya tapi belum kepikiran untuk siap menyapih bayiku. Lagi nyemangatin diri sendiri terus yg bejibaku sama stressor baru yaitu MPASI, fase GTM, only emak-emak can relate this :’)

Udah sih kayaknya banyak banget aku nulis. Walopun aku punya latar belakang kesehatan, tapi aku bukan konselor/ ahli dalam menyusui/ laktasi. Dari gelar sarjanaku, aku cuma pake dasar-dasar cara mencari sumber ilmu yg valid (seperti artikel ilmiah), selebihnya aku belajar lagi. Suka nggak tega dan nggak pede kalo ketemu ibu-ibu baru yg lagi kesulitan menyusui. Aku takut sekali menyinggung perasaannya (yg pasti rapuh karena mungkin masih baby blues/ kelelahan), takut sotoy, takut nggak komplit dan berbagai ketakutan lainnya sehingga aku lebih memilih untuk diam kecuali ybs bertanya dan minta saran. Semoga tulisan ini bermanfaat, setiap ibu pasti adalah yg terbaik untuk anaknya.

hasil pumping di dalem blok wanita (lembaga pemasyarakatan)
baca: PENJARA... karena nggak ada ruang laktasi di kantor
sekarang hasilnya udah 1/4 dari ini and I'm OK :)


Minggu, 01 September 2019

My Blog, I'm Coming Back!


Senin, 2 September 2019... hari ini aku pengen banget nulis entah kenapa, it's been 4 or 5 years from my last update here. Ku kira aku nggak bakal log-in blog ini lagi wkwkkwkw.  Soale hasrat tidur, leyeh-leyeh, sroll sosmed ampe mual itu lebih tinggi daripada (berusaha) produktif, yekan yekan?
Mungkin hasrat katarsis untuk meredam stressor  sudah bingung aku mau diluapkan ke mana. Bukan stressor yang gimana-gimana juga sih, cuma beberapa fase perubahan hidup krusial dalam 4 tahun belakangan. Perubahan apa aja emang? Sebutlah lulus kuliah, cari kerjaan, dapet kerjaan, dari kerjaan belom settled sampe settled down (tetap), putus cari pacar galau – repeat, menikah! Lanjut hamil, beranak, ngasuh anak, beneran WOW terjadi dalam 4 tahun ini. Kayaknya terlalu ribet ya untuk ditulis dalam satu post. Aku berencana nulis beberapa post yang menurutku mungkin berguna untuk temen-temen deket yang baca blog nggak penting cem ini atau bahkan stranger yg lagi iseng-iseng googling pakai keyword absurd kayak “cara supaya bisa menikah tanpa resepsi” atau “tips sukses wawancara CPNS” nah gitu kan hahahahaha! Cause I’ve been there myself.
Aku kayaknya nggak banyak nulis soal make-up things lagi soalnya hal-hal yg berbau gitu udah too much, so basic apalah apalah pokoknya udah nggak mood sama sekali, wakakkakak. Masih  dandan kok, beli-beli make up & skin care tapi cuma sebagai kebutuhan sekunder aja gitu, bukan lagi yg hobi banget terobsesi. Konyol aja rasanya sekarang, lagian banyak banget beauty blogger&vlogger, beauty guru yang oke nya kebangetan! Enakan juga sambat, misuh, gibah, sotoy, bebas lah di blog personal gini. Tapi nggak pengen juga nulis yg bikin sakit mata dan nggak berfaedah samsek atau malah menjerumuskan, aku takut pertanggungjawabannya nanti (sebagai insan yg beragama, TSAELAAAHHH~).
Umurku sekarang 28 tahun, boleh dibilang sudah melewati early adulthood yg emang banyak stressor dan krisis itu. Ingin sekali momen-momen itu bisa aku kenang, menjadi abadi di dunia yg maya ini… lah kan internet hahahaha thanks ga penting J, oyaa btw
Stressor: hal-hal receh dalam hidup yg sekarang kudu dipikirin banget tapi nanti pas tua kita pasti senyum-senyum kalo inget

sEkiAAaan…….Putri, emak-emak newbie yg masih OJT di dunia parenting




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...